Saturday, October 26

Gaun Pengantin Surga


بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

السلام عليكم ورحمة الله و بركاته

.
Mata Aisya berkaca-kaca, buliran airmata bahagia meluncur perlahan dan membasahi pipi dan wajahnya yang putih bersih tanpa balutan make up sedikitpun ...dan terbungkus dalam Hijabnya (cadar-red). Hatinya seakan tidak percaya kalau saat ini dia merasakan nikmat dan moment terindah dalam alur cerita kehidupan manusia, sebuah pernikahan…

ya… dia baru saja resmi menjadi istri dari seorang pemuda yang menjadi dambaan banyak wanita di kampungnya di ”Bi’r Az-Zahra”, sebuah wilayah pertanian yang hijau dan sejuk yang terletak antara Rafah dan Ghaza.

TOK…TOK…TOK…

Bunyi suara pintu rumah Yazid diketuk orang membuat Aisya terhenti dari renungannya sehabis dzikir ba’da shalat Isya-nya di kamar Yazid…. ”Ohh rupanya suamiku Bang Yazid sudah pulang dari masjid” gumam Aisya dalam hatinya..

”Assalamu’alaikum Ukhti Aisya istri sepupuku Yazid”

”Wa’alaikum Salam Warohmatullahi Wabarokatuh Ya Ummu Muhammad, Kaifa Halak ya ukhti? Apakah gerangan yang membuat ukhti bertamu menemuiku di malam-malam begini? Kemana Umar suamimu? masuklah kedalam dulu!”

”Alhamdulillah zain (baik-red). Maaf mengganggu dzikir sholatmu, saya mendapat pesan dari suamimu Yazid kalau dia tidak pulang ke rumah malam ini karena ada panggilan tugas dari Brigade Al-Asad, dia menitipkan surat ini kepada suamiku Umar” berkata Fatimah sambil menyodorkan sepucuk surat ke hadapan Aisya.

”Maaf Aisya aku langsung pulang, kasihan Muhammad kutinggal tidur sendirian di rumah karena suamiku Umar turut pergi bersama suamimu Yazid, Ma’assalamah..” lanjut Fatimah sambil berlalu meninggalkan Aisya yang termangu memandang surat dari Yazid ditangannya..

”Wa’alaikum Salam Warahmatullah Wabarakatuh. Allah Yubarik fik (Semoga berkah Allah besertamu) Ya Ummu Muhammad”.

Pandangan Aisya mengantarkan Fatimah sampai bayangannya lenyap di kegelapan malam.. Aisya menutup pintu depan rumah Yazid dan melangkah ke arah kursi kayu yang sudah tua di ruang tamu.

Gemetar tangan Aisya mulai membuka surat dari suaminya Yazid.

Masjid Al-Muttaqin, 29 Muharram 1430H

Bismillahirrohmaanirrohiim

Untuk Istriku tercinta Aisya Bint Ahmed Al-Rifa’i

Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala selalu memberikan keselamatan dan kedamaian kepadamu,
Semoga Allah selalu menuntun kita menjadi hamba-hamba-Nya yang selalu tegar menjaga syi’ar Islam Ad-Diin satu-satunya yang Dia benarkan dalam Al-Qur’an Karim…

Ya zawjatii habibtii (Duhai Istriku belahan jiwa dan Kekasih hatiku…)

Perkenankan suamimu Yazid Ibn Amr mohon maaf atas ketidak hadiranku di malam pertama pernikahan kita, malam yang seharusnya penuh bahagia dan pesona bunga…

Bukan aku tak mau membagi cinta kasihku denganmu malam ini, tetapi Kasih Allah telah mempesonaku…

Menyulut cahaya dalam jiwaku menyambut undangan-Nya menjadi tamu Nya di Syurga-Nya…

Semoga Allah memberiku kesempatan untuk menjadi salah satu SyuhadaNya sebagai tujuan hidupku selama ini…..

Ba’da Qiyamul Lail (Sholat Tahajud –red.) nanti kami berencana untuk bergabung bersama pasukan Hamas menghalau pasukan Israel yang berencana melakukan serangan besar-besaran terhadap Ghaza, Aku bertugas membawa C-4 untuk diledakkan di markas gudang senjata mereka di perbatasan utara Ghaza.

Ya Humairotii (Duhai kulit putih bersemu merah milikku…)

Janganlah engkau takut atau menjadi gundah hati….
Sungguh cintaku hanya untukmu setelah Cintaku pada Tuhanku, RasulNya dan Islam…
Telah kunobatkan engkau sebagai pengantinku yang tercantik di Syurga nanti…
Tersenyumlah tatkala engkau mendengar aku gugur menjadi syuhada di waktu subuh nanti…

InsyaAllah Ya Rabb…
jangan setetes pun airmata engkau tumpahkan…
Turutlah bahagia…
sebab aku akan bahagia dan tersenyum menjemput Ajalku menemui wajah Allah yang sudah kurindukan sejak lama….. Kutunggu engkau secepatnya di gerbang Syurga-Nya… sebagai Pengantin Syurgaku….

Peluk cium penuh cinta…
Suamimu,

♥ Yazid Ibn Amr

✯☆ ✯...♥ •.¸¸.•♥•.¸¸.•♥•.¸¸(。◕‿◕。)..•*´¨`*•...... ✯☆ ✯

Ingin rasanya Aisya menumpahkan airmatanya atas kesedihan hatinya yang begitu dalam setelah membaca surat Yazid….
Tapi pesan suaminya begitu jelas dibacanya,

"Suamiku hatiku tak akan menjadi resah dan gundah,
engkau begitu ikhlas bahagia dan tersenyum gembira menjemput syahidmu,
tentu aku akan tersenyum untukmu…
untuk Tuhanku, RasulNya dan Islam Agama-Nya….
InsyaAllah jikalah Allah mengizinkan segera kususul engkau tuk menjadi pasangan pengantinmu di Syurga kelak…
Amin Ya Robb…"

Aisya bergegas menuju ruang bawah tanah didalam kamar tidur Yazid, dia teringat siang tadi tak sengaja dia menemukan pintu masuk dan melihat berbagai peralatan senjata dan bahan peledak tersimpan dengan rapi disana.

Aisya memantapkan hatinya mengambil beberapa buah batang rangkaian C-4 dan merangkaikannya kedalam rompi bajunya…

Sepanjang malam Aisya berasyik masyuk dan tersenyum kepada Tuhannya menyambut segala rencana suaminya dan rencana yang telah disusunnya juga…..

Allahu Akbar….. Allahu Akbar…….tak terasa Adzan subuh telah berkumandang dengan merdu dari pengeras suara Masjid Al-Muttaqien…

Setelah Adzan selesai berkumandang Aisya mendengar pengumuman disampaikan…
” Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi roji’un…
Telah gugur sebagai syuhada Komandan Pasukan Brigade Al-Asad Yazid Ibn Amr dan Umar Ibn Zubair dalam serangan tadi pagi ke markas Pasukan Israel di perbatasan Ghaza…”

Aisya tersenyum bahagia….
tanpa airmata…
tanpa rasa gundah dan duka sedikitpun dalam hatinya…..

Suamiku…
berbahagialah engkau menyambut Tuhanmu dengan penuh kemenangan sebagai Syuhada….
Akan ku susul engkau dan sungguh tak sabar aku ingin segera menjadi Pengantin Syurgamu….

Setelah menunaikan sholat subuhnya dengan langkah mantap Aisya bergegas meninggalkan rumah Yazid menuju patroli pasukan Israel di ujung kampungnya, ia melihat mereka sedang ramai-ramai memukul Muhammad putra Fatimah yang berumur 15 tahun dengan popor senjata ke wajahnya hingga berlumuran darah…

Rompi C-4 milik suaminya telah melekat di badannya….
Aisya tersenyum sangat manis sekali…
hatinya menyatakan kemenangan berada di hadapannya….
Pelaminan penuh bunga mewangi tampak di pelupuk matanya…
"Suamiku!! aku siap untuk segera menjadi Pengantin Syurgamu……"

BLAARRRRRRRRRR….. Tubuh Aisya hancur menjadi serpihan daging dan tulang yang tak berbentuk lagi, turut juga meluluh lantakkan patroli pasukan Israel yang berjumlah lebih dari 30 orang tentara….

Jiwa Aisya melayang ke langit…
dia melihat Yazid tersenyum melambaikan tangan kepadanya mengenakan Pakaian pengantin yang sangat indah….
Pakaian pengantin terindah yang pernah dia lihat…..

==================

"Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS. Ali Imran: 169-170)

No comments:

Post a Comment

untuk itu kami sangat memerlukan partisipasi anda anda semua, dan layanan coment ini kami buka seluas luasnya